Breaking News

Profil

seocips f G t
Hai, Nama saya Mufarizan saya lahir di kota
Selong-Mt.Baan S. Dsn. Lendang.
Saya Kuliah di STKIP HAMZANWADI Selong-P.FISIKA
ADD sosial Network saya.
Read More »

kalender

Powered by Calendar Labs

efek


goo..!!!

Sunday, 22 March 2015

Tantangan Guru Dalam Pembelajaran



PROFESI KEPENDIDIKAN
TENTANG
Tantangan Guru Dalam Pembelajaran



Di susun 

OLEH :
KELOMPOK 4
1.      MARATTUS SOLIHAH
2.      JOHAR MAKNUN
3.      HILMI ZURAIDA
4.      MUFARRIZAN



JURUSAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
2014




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
keberhasilan pendidikan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita sebagai seorang guru dan pendidik dalam mengelola pendidikan nasional manakala didalamnya guru menempati posisi utama. Dan penting memang harus diakui dan tak dapat disangkal lagi selama ini peran guru diperlakukan “kurang taat asas” dalam arti dinyatakan sebagai sosok panutan, namun tampa disertai kesedian untuk menghargai tugas mereka sebagaimana mestinya. Dengan kata lain, keinginan untuk “memprofesionalisasikan” jabatan guru masih belum memiliki pijakan struktural yang memadai.
Dalam Implementasinya, jabatan guru sangat berhubungan erat dengan hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Tantangan ini berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) yang perlu ditangani dengan perhatian khusus agar tantangan dan permasalahnnya tidak berakibat negative terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu  pada kesempatan ini pemakalah akan mencoba mengkaji tentang tantangan guru dalam pembelajarannya, serta mengkorelasikannya dengan tantangan jabatan fungsional keguruan. 
1.2 RUMUSAN MASALAH
            1.  bagaiman seorang guru dalam mengajar?
2. bagaiman tantangan seorang guru dalam mengajar siswa?
            3. bagaiman tantangan guru di era perubahan?

1.3 TUJUAN
1.  mengetahui cara guru dalam mengajar
2. mngetahui tantangan guru dalam mengajar
3. tantangan guru dalam era perubahan
  

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TANTANGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Menjadi guru itu gampang-gampang susah. Gampang kalau guru hanya memindahkan materi pelajaran yang ada di buku ke otak siswa. Tetapi, akan lebih sulit bila menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar lebih aktif belajar dimana pun ia berada. Artinya, siswa tersebut mampu menerima informasi dan menjadikan informasi tersebut sebagai bahan pelajaran. Tantangan para guru sebenarnya adalah bagaimana memberikan motivasi kepada para siswanya agar mereka tidak terpaku pada buku-buku teks pelajaran yang ada disekolah saja. Tapi diharapkan para siswa tersebut mampu menemukan cara terbaik untuk belajar dari diri dan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran bukanlah ilmu tetapi seni. Seni bagaimana kita mengelola kemampuan berpikir kita, menggunakan akal kita, mempergunakan sumber daya yang kita miliki agar memberikan manfaat tidak hanya bagi diri kita sendiri tapi juga lingkungan kita. Jadi pembelajaran itu bersifat spesifik, dan masing-masing guru tidak bisa disamaratakan. Guru yang baik adalah guru yang mengetahui seni mendidik dan mengajar. Guru yang hanya terpaku pada buku teks pelajaran semata bukanlah guru yang baik. Guru yang baik adalah yang mengetahui perbedaan masing-masing potensi yang dimiliki oleh para siswanya.
Para siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Disinilah letak seni mengajar itu. Guru yang mengerti akan kemampuan siswanya, tidak akan memberikan pendekatan yang sama bagi para siswanya. Perbedaan perlakuan tersebut misalnya, siswa yang cerdas tidak bisa disamakan pendekatan pembelajarannya dengan siswa yang kurang cerdas. Demikian pula terhadap siswa yang aktif, pendiam, periang, penurut, nakal, tentu memerlukan pendekatan yang tidak sama.
Hal ini perlu dilakukan agar semua potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara maksimal. Guru yang mampu melakukan hal tersebut dipastikan akan menghasilkan siswa yang berprestasi. Karena itu, para guru harus dibekali kemampuan untuk mengetahui latar belakang dan potensi yang ada para siswanya. Pendekatan terhadap siswa tidak bisa dilakukan secara sepintas lalu, tapi harus dilakukan secara kontinu dan simultan. Sebab, setiap saat para siswa itu bisa berubah, dan perubahan itu harus diketahui oleh para guru untuk menyesuaikan pendekatan yang harus dilakukan.
Cara memberikan pengetahuan kepada para siswa adalah dengan memberikan pengetahuan tentang cara menemukan pengetahuan tersebut, serta dimana tempat untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Buku merupakan salah satu tempat untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, buku harus disediakan dengan jumlah yang cukup. Setelah itu, harus diajarkan bagaimana cara menggunakan buku tersebut agar memberikan manfaat yang maksimal bagi para siswa.
Banyak guru-guru kita yang lalai dengan kedua hal tersebut. Buku mungkin lumrah bagi para guru. Tapi bagaimana menggunakan buku tersebut secara baik mungkin tak banyak diberikan oleh para guru. Mereka terpaku pada bagaimana memindahkan angka dan huruf yang ada di dalam buku ke otak siswa. Tidak salah memang, tapi dengan cara ini tidak bisa memaksimalkan pengetahuan yang di dapat oleh para siswa. Eksplorasi kemampuan siswa agar mereka mampu menjadikan pengetahuan yang mereka miliki sebagai jembatan yang menghubungkan mereka dengan dunia luar merupakan tantangan terbesar yang dihadapi para guru. Banyak siswa yang sebenarnya memiliki potensi secara fisik dan jasmani, tapi karena guu tak mampu mengeksplor kemampuan tersebut akhirnya tenggelam dengan sendirinya. Kalau hal ini terjadi, sungguh sangat disayangkan.
Karenanya, peningkatan mutu guru tidak hanya sebatas pada peningkatan pengetahuan guru, tetapi lebih dari itu adalah memberikan pengalaman bagaimana para guru mengetahui seni belajar dan mengajar. Kalau hal ini bisa dilakukan, akan lebih banyak lagi para siswa kita yang memiliki prestasi disegala bidang.
2.2 TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA PERUBAHAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat selama ini membawa dampak terhadap jarak antarbangsa di dunia sehingga fenomena ini bersifat global
Akibat pengaruh globalisasi menghadirkan problem baru berupa kesenjangan antara kemajuan IPTEk sekarang dengan kurikulum sekolah. Di lain pihak, motivasi belajar dan minat belajar siswa masih rendahyang mengakibatkan kualitas lulusan sebagai hasil pendidikan cenderung merendah pula.
Persoalan yang dihadapi sekarang yaitu bagaiman menemukan pendekatan yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu sehingga semua siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana setiap individual mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi secara efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti dari sesuatu dan hubungan dari apa yang mereka pelajari. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi guru setiap hari dan tantangan bagi pengembangan kurikulum.
Pandangan Komisi Internasional untuk pendidikan Abad ke 21 sengaja dikutip guna memberikan latar belakang akan pentingnya peran guru . peran itu lebih penting lagi bagi dunia pendidikan di Indonesia. Soedijarto (2003) menyebutkan ada beberapa dasar perimbangan yang melatarbelakangi pendangan tentang determinannya peranan pendidikan sekolah yang memerlukan keterlibatan guru dalam proses pendidikan di Indonesia, sebagaimana berikut.
Masyarakat yang dicita-citakan untuk dibangun, bahkan sejak proklamasi kemerdekaan, baik secara sosial, budaya, ekonomi, dan politik berbeda dengan masyarakat yang dihayati sehari-hari.
Dalam proses transisi menuju masyarakat industri yang modern, peranan keluarga sebagai salah satu sentra yang secara tradisional sangat penting menjadi diragukan karena kelangkaan waktu orangtua bersama anak (karena harus bekerja), kurang memadainya ruang fasilitas rumah sebagai lingkungan pendidikan.
Tiadanya kepedulian pendidikan dalam kehidupan masyrakat diluar sekolah dan keluarga yang seharusnya menjadi sentra ketiga pendidikan (tiadanya tempat bermain bagi anak di lingkungan masyarakat, tiadanya disiplin social dan tingkah laku orang dewasa).
Untuk dapat melaksanakan tugasnya secara professional, efisien, dan efektif, menurut Gaffar (2005), guru harus memenuhi persyaratan sebagai berikut. :
1.      Menguasai ilmu pendidikan termasuk konsep, teori, dan proses.
2.      Menguasai teaching learning strategies.
3.      Memahami ICT dan menguasainyan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran terutama untuk mendukung penerapan learning strategies yang dikembangkan oleh guru.
4.      Menguasai psikologi perkembangan, psikologi anak dan psikologi kognitif.
5.      Menguasai teori belajar.
6.      Memahami berbagai konsep pokok sosiologi dan antropologi yang relevan dalam proses pendidikan dan perumbuhan anak didik.
7.      Menguasai bidang studi tertentu yang relevan dengan tugasnya sebagai guru pada jenjang peresekolahan tertentu.
8.      Memahami administrasi pendidikan.
9.      Menguasai konsep dan prinsip pengembangan kurikulum.
10.  Memahami dan menguasai pendidikan nilai
11.  Memahami teori dan proses globalisasi dan implikasinya terhadap proses pendidikan peserta didik.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan tersebut, menurut pasal 20, guru berkewajiban untuk melaksanakan hal-hal berikut.
1.      Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2.      Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu penegetahuan, teknologi, dan seni.
3.      Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status social ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4.      Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum, dank ode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
5.      Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
6.      Semua kegiatan dan fasilitas yang dipilih serta peranan yang dilakukan guru harus tertuju pada kepentingan siswa, diarahkan pada memenuhi kebutuhan siswa, disesuaikan dengan kondisi siswa, dan siswa menguasai apa yang diberikan atau memperoleh perkembangan secara optimal. Dalam mengoptimalkan perkembangan siswa, ada tiga langkah yang harus ditempuh.
7.      Mendiagnosis kemampuan dan perkembangan siswa. Guru harus mengenal dan memeahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuan–kemampuannya. Keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi dan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya. Setiap peserta didik sebagai individu mempunyai kemampuan, kecepatan belajar, karakteristik, dan problem-problem yang berbeda dengan individu-individu lainnya. Perkembangan yang optimal hanya mungkin dapat dicapai apabila kegiatan yang dilakukan siswa dan bantuan yang diberikan guru, diseusaikan dengan kondisi tersebut.
8.      Memilih cara pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Pembelajaran yang betul-betul disesuaikan dengan perbedaan individual sehingga pembelajaran pun bersifat individual. Pendekatan demikian pernah dilaksanakan pada delapan PPSP dengan menggunakan system modul, tetapi karena alasan-alasan tertentu, PPSP dibubarkan dan metode tersebut tidak digunakan lagi
9.      Kegiatan pembimbingan. Pemilihan dan penggunaan metode dan media yang bervariasi bisa mengoptimalkan perkembangan siswa bisa juga tidak. Pelaksanaan metode pembelajaran tersebut perlu disertai dengan usaha-usaha pemberian dorongan, bantuan, pengawasan, pengarahan dan bimbingan dari guru. Pembimbingan ini diberikan pada saat kegiatan pembelajaran, atau diluar kegiatan pembelajaran.

Tantangan Eksternal dalam Dunia Pendidikan
Tantangan eksternal yang dirasakan dunia pendidikan saat ini antara lain:
1.      Globalisasi
Globalisasi sering diterjemahkan dengan istilah mendunia. Suatu entitas, betapapun kecilnya,disampaikan oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun, akan dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi, produksi, temuan obat-obatan, pembangunan, pemberontakan, sabotase, dan sebagainya;begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh semua orang di seluruh dunia.
2.      Kompleksitas
Kompleksitas mengesankan bahwa sesuatu terjadi secara serentak, sekaligus, dalam waktu yang sama, dan semrawut. Saat ini, semua pihak, terutama para pesaing, pemimpin perusahaan, supplier, distributor, ilmuwan, dan pemimpin, berada dan berlomba dalam perubahan yang terus menerus.
3.      Turbulence
Adalah suatu daya atau kekuatan yang dahsyat bagaikan membangunkan harimau tidur di tengah-tengah sistem kehidupan yang berjalan rutin, normal dan damai. Turbulence berasal dari istilah yang menggambarkan kekuatan dahsyat dari tenaga mesin seperti “mesin turbo” untuk menggambarkan kekuatan mobil yang berkemampuan tinggi. Hasil dari turbulence dalah daya ledak atau daya ubah yang luar biasa, memporak-porandakan sistem peluang emas bagi para pelaku sistem.
4.      Dinamika
Inti pengertian dinamika adalah perubahan. Suka atau tidak suka, kita harus menyambut perubahan. Paradigma baru dalam memandang dinamika adalah makin dinamis sesuatu, ia makin stabil, dan stabilitas yang makin kokoh akan semakin menjamin dinamika tinggi pula bagaikan “gangsing” yang berputar cepat, makin cepat perputaran, makin stabil keseimbangannya. Sebaliknya, makin lambat perputaran atau gerakannya , makin tidak stabil dan akhirnya jatuh. Tetapi masalahnya adalah gerakan dinamika yang semakin tinggi juga membuka peluang benturan antara berbagai komponen atau mata rantai elemen yang menjadi unsure-unsur dari sistem yang bersangkutan, dan terbuka peluang catastrophes (kecelakaan atau kegagalan).

5.      Akselerasi
Adalah gerak naik atau gerak maju yang dalam era informasi hal itu adalah perubahan, dengan kata-kata kunci akselerasi cepat dan meningkat; di dalam dunia bisnis, factor kunci yang menentukan sukses adalah kompetisi.
6.      Keberlanjutan dari Kuno Menuju Modern
Ada suatu kenyataan bahwa yang modern tidak begitu saja lahir dan mengada atau exist tanpa yang tradisional. Sebaliknya, yang tradisional hanya akan menjadi dongeng masa lalu tanpa diinjeksi dengan temuan, nilai, pemikiran, semangat, dan harapan baru.
7.      Konvergensi
Konvergensi muncul bila dua sistem yang berbeda bergerak menuju satu titik temu atau suatu pola tanpa meleburkan diri ke dalam satu sistem. Namun, berkat teknologi yang semakin canggih dapat diperoleh model baru yang lebih efektif, produktif, efisien, murah, dan dengan kualitas yang lebih baik. Dalam era informasi global, terjadi konvergensi yang membawa benturan ide, tradisi, sistem, dan sebagainya. Dari silang pendapat ini kemudian terdapat nilai-nilai baru yang secara universal dapat diterima oleh semua pihak, di samping tetap menyisakan nilai-nilai lama yang berbeda.
8.      Konsolidasi
Di era global, terdapat kecenderungan dari berbagai subsistem yang tadinya independen kemudian mengadakan konsolidasi ke dalam kesatuan unit atau block yang lebih besar sekaligus dengan strategi baru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
9.      Rasionalisasi
Semua sistem dalam era globalisasi cenderung berpikir ulang dan mengevaluasi kembali alat-alat dan strateginya agar lebih efektif, efisien, dan  produktif dalam mencapai tujuannya. Sering kali hal itu dilakukan dengan men-setting ulang atau merumuskan kembali tujuan yang ingin dicapai atau meredefinisikan visi, misi, orientasi, tujuan, strategi, alat, SDM-nya, dan sebagainya; demi tercapainya cita-cita yang dituju.
10.  Paradoks Global
Paradox merupakan suatu perumusan atau pernyataan yang absurd, membingungkan karena tampak bertentangan.sebab, di dalamnya berisi dua entitas yang saling bertentangan satu sama lain, tetapi dikemas dalam satu perumusan atau satu pernyataan. Meski demikian paradox tetap abash dan dibenarkan, misalnya “lebih sedikit adalah lebih banyak”. Pernyataan tersebut berasal dari bidang arsitektur yang maksudnya adalah makin sedikit Anda mengacau suatu gedung dengan hiasan, makin anggun gedung dimaksud.
11.  Kekuatan Pikiran
Sejarah mencatat, orang berilmu selalu mendapatkan kedudukan social yang lebih tinggi dan penting. Makin tinggi ilmu yang disandangnya, makin tinggi dan penting kedudukan sosialnya. Sebaliknya jika semakin maju dan modern suatu masyarakat, maka makin memberikan peluang bagi warganya untuk meraih ilmu dan kedudukan yang lebih tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Cara memberikan pengetahuan kepada para siswa adalah dengan memberikan pengetahuan tentang cara menemukan pengetahuan tersebut, serta dimana tempat untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Buku merupakan salah satu tempat untuk memperoleh pengetahuan. Karena itu, buku harus disediakan dengan jumlah yang cukup. Setelah itu, harus diajarkan bagaimana cara menggunakan buku tersebut agar memberikan manfaat yang maksimal bagi para siswa.
3.2 SARAN
           

DAFTAR PUSTAKA
Usman, user muh.2001 menjadi guru professional.Bandung : Rosda Karya
Soetijpto.(2000) .profesi keguruan .Jakarta : Rineka Cipta
Djam an satori.2004 .profesi keguruan .jakarta : universitas terbuka
Soetijpto dan Raflis kosasi .1999. profesi keguruan .jalarta : Rineka Cipta






No comments:

Post a Comment

Designed By VungTauZ.Com