Breaking News

Profil

seocips f G t
Hai, Nama saya Mufarizan saya lahir di kota
Selong-Mt.Baan S. Dsn. Lendang.
Saya Kuliah di STKIP HAMZANWADI Selong-P.FISIKA
ADD sosial Network saya.
Read More »

kalender

Powered by Calendar Labs

efek


goo..!!!

Monday, 19 September 2016

Pengaruh Metode Picture and Picture Terhadap Kemampuan Analisis Siswa



ARTIKEL TUGAS SKRIPSI


PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MATERI ELASTISITAS PEGAS 
PADA SISWA KELAS X SMKN 1 SIKUR TAHUN
 PEMBELAJARAN 2015/2016
 


 

OLEH

MUFARIZAN
NPM 12230034



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2016




MUFARIZAN
Jrusan Pendidikan MIPA/Program Studi Pendidikan Fisika

ABSTRAK

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016. Populasinya adalah seluruh kelas X SMKN 1 Sikur, dan pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dimana kelas X Multimedia II berjumlah 25 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X Multimedia I berjumlah 25 orang sebagai kelas kontrol.
Hasil analisis data menggunakan uji t didapatkan harga thitung lebih besar dari pada ttabel, dengan thitung sebesar 1,6853 sedangkan harga ttabel untuk alfa 0,05 sebesar 1,6840. Karena thitunglebih besar atau sama dengan ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh metode pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.

 

PENDAHULUAN

              Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini termaktub dalam undang–undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar, peningkatan mutu guru melalui pelatihan, dan pengadaan fasilitas lainnya.  Dalam proses belajar-mengajar peranan guru sangat penting, disamping sebagai pengajar guru juga berperan sebagai pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, perencana, motivator, dan konselor. Sebagai motivator, tentunya seorang guru harus bisa memberikan motivasi yang tinggi kepada siswa-siswanya. Memotivasi siswa bukan berarti harus memaksakan kehendak guru pada pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Tetapi lebih cenderung kepada memberi kesan bahwa pembelajaran yang diberikan bukan pembelajaran yang akan membuat siswa kesulitan pada pelajaran fisika.
Proses belajar-mengajar khususnya dalam pembelajaran fisika diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif  baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang gejala-gejala alam secara sistematik. Belajar fisika erat kaitannya dengan kemampuan analisis siswa, dimana pada kemampuan analisis siswa tidak hanya mampu menjelaskan materi dengan teori saja tetapi mampu menjelaskan dengan perumusan. Tetapi kebanyakan guru masih mementingkan teoritis sehingga siswa kurang dalam kemampuan analisi dan memahami materi.
Pemberian  materi yang banyak namun dengan waktu yang singkat, memaksa guru harus mampu  membuat materi yang disampaikan menjadi lebih ringkas. Padahal waktu dan ketepatan materi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Hasil belajar siswa yang masih kurang memenuhi standar, disebabkan karena siswa hanya diberikan teori, dan sarana  prasarana di sekolah belum lengkap seperti tidak adanya laboraturian IPA untuk melakukan praktik. Selain itu, buku paket, dan LKS yang belum lengkap, membuat siswa kesulitan menemukan reprensi yang dibutuhkan. Kurangnya media pembelajaran yang membuat materi yang diajarkan semakin sulit dipahami siswa. Pada materi elastisitas pegas, apabila siswa hanya diberikan teori tanpa ada alat peraga berupa pegas, maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
Beberapa permasalahan-permasalah di atas banyak dijumpai di sekolah-sekolah di kabupaten lombok timur termasuk di SMKN 1 Sikur kecamatan sikur. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, guru cenderung hanya  menggunakan metode pembelajaran konvensional yang lebih berpusat pada guru, seperti penggunaan metode ceramah, yang tentunya tidak bisa melibatkan siswa secara utuh sehingga menyebabkan pembelajaran cenderung membosankan dan minat siswa dalam belajar fisika rendah.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode picture and picture, karena metode tersebut menggunakan media gambar dalam penyampaian materi. Sebagaimana telah dikemukakan ilmuan yang mengatakan “picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis”, (Hamdani, 2010:89). Dengan menggunakan gambar sebagai media utama dalam penyampaian meteri, siswa diharapkan dapat belajar dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan begitu siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka  identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah, 1) Model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang baik; 2) Materi fisika disajikan dalam bentuk materi yang banyak dan dihapal; 3) Kurangnya motivasi siswa dalam balajar; 4) Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional; 5) Kemampuan menganalisis siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran fisika.
Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur semester 2 tahun pembelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa  “Eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu” (Suharsimi Arikunto, 2015:4). Jadi penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari satu atau lebih variabel terikat dengan melakukan manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan yang terkendali (variabel kontrol).
Pada penelitian ini desain atau rancangan yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah posttest only control design. “Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012: 112). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.
Rancangan Penelitian
Kelompok
Perlakuan
Post-test
A
C
X1
B
D
X2

Populasi pada penelitian ini  adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu siswa kelas X Multimedia SMKN 1 Sikur Tahun Pembelajaran 2015/2016. Menurut Sugiyono (2012: 215), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Menurut Suharsimi Arikunto (2015: 173), “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Adapun teknik yang digunakan untuk mengambil sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh. “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini disebabkan karena jumlah populasi relatif kecil” (Sugiyono, 2012: 124-125). Berdasarkan teknik sampling jenuh yang digunakan, peneliti hanya diberikan 2 kelas dari 7 kelas yang ada. Kelas X multimedia 2  sebgai kelas eksperimen dengan jumlah 25 orang dan kelas X multimedia 1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 25 orang. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji prasyarat dan uji hipotesis. Adapun uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, uji hipotesisnya menggunakan rumus uji-t satu pihak kanan Polled varian.

PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture menjadikan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Tujuan utamanya adalah membantu siswa belajar dengan senang hati, sehingga belajar fisika itu merupakan hal yang menyenangkan. Perlu diingatkan bahwa prinsip menganalisis tidak akan ditemukan dengan duduk diruang kelas semata, melainkan dikaji dengan berdiskusi atau belajar kelompok serta secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Kegiatan belajar secara berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan menganalisis siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada, mendengarkan pendapat teman-temannya, menerima keputusan bersama dan lain-lain. Adapun guru hanya sebagai fasilitator, mediator dan evaluator.
Pada proses pembelajaran dengan metode picture and picture, siswa tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, tetapi siswa terlibat langsung dalam kegiatan merangkai gambar dengan petunjuk dari LKS (lembar kegiatan siswa) yang diberikan pada masing-masing kelompok. Dengan LKS tersebut siswa dituntun untuk merangkai gambar menjadi sedemikian rupa, sehingga melalui gambar-gambar yang telah dirangkai siswa dapat menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam melihat, memahami langkah-langkah kerja pada LKS dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelompok. Keterlibatan siswa secara langsung memberikan pengalaman nyata kepada siswa sehingga para siswa bebas mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan apa yang siswa pelajari saat itu.
Pembelajaran di kelas kontrol pada langkah awal pembelajaran diawali langsung oleh materi yang akan dipelajari tanpa suatu permasalahan yang akan dipelajari dan ditemukan penyelesaiannya oleh siswa. Adapun guru hanya sebagai fasilitator. Setelah itu pada langkah selanjutnya siswa diberikan pertanyaan dari apa yang telah siswa pelajari, dan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan kondisi seperti ini mengakibatkan siswa masih ada yang kebingungan dalam memecahkan soal yang diberikan, sehingga mengakibatkan hasil analisis soal di kelas kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen.
Keberhasilan siswa dengan menggunakan metode picture and picture ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam memecahkan masalah serta siswa menjadi kelihatan percaya diri, kreatif, menunjukkan inisiatifnya dalam menentukan suatu kegiatan, menunjukkan kemampuan menganalisis yang tinggi, dan mampu mengeksplorasi kesempatan yang diberikan kepada siswa dengan cukup baik.
Berdasarkan jurnal penelitian oleh Sukma dengan judul “Pengaruh Metode Picture and Picture Terhadap Kemampuan analisis Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kerjasama, diskusi kelompok dan kemampuan siswa mengalami banyak peningkatan pada pembelajaran yang menggunakan metode picture and picture. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran picture and picture berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menganalisis siswa. Keberhasilan penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas X SMKN 1 Sikur diperoleh hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan dapat dilihat pada tabel.
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas
Tinggi
Rendah
Mean
Standar Deviasi
Eksperimen
95
32
70,33
15,60
Kontrol
91
27
66,10
14,01

Hasil post-test pada penelitian ini diperoleh nilai rata-rata dari kelas eksperimen yang menggunakan metode picture and picture adalah 70,33. Sedangkan nilai rata-rata dari kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional adalah 66,10. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian dengan menggunakan uji t-tes dari perhitungan statistiknya diperoleh thitung sebesar 1,6853, selanjutnya harga thitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan taraf kepercayaan 0,05 sebesar 1,6840. Apabila harga thitung lebih besar atau sama dengan ttabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun bunyi hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0:    Tidak ada pengaruh penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
Ha:  Ada pengaruh penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
Dengan demikian terdapat penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.


KESIMPULAN
Berdasarkan uji hipotesis statistik diperoleh harga thitung sebesar 1,6853, sedangkan harga ttabel untuk alfa 0,05 sebesar 1,6840, berdasarkan kriteria uji t, apa bila thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak dan apabila thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Karena thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu artinya ada pengaruh metode pembelajaran picture and picture erhadap kemampuan menganalisis siswa kelas x smkn 1 sikur pada materi elastisitas pegas tahun pembelajaran 2015/2016.

SARAN
1.        Kepada guru mata pelajaran fisika disarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai alternatif pemecahan masalah pada siswa khususnya masalah pemahaman mengenai penyelesaian masalah materi elastisitas pegas dengan menggunakan metode pembelajaran picture and picture agar kemampuan menganalisis siswa menjadi lebih baik.
2.        Kepada siswa disarankan agar hasil penelitian ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan menganalisis siswa pada semua materi pelajaran.
3.        Kepada peneliti disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih luas dan mendalam untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian yang belum diketahui dalam penelitian ini agar menghasilkan penelitian yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2010. Starategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka setia.
Arikunto, Suharsimi. 2015. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). A. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukama, Eliati. 2015. Pengaruh Metode picture and picture terhadap kemampuan menganalisis siswa mata pelajaran biologi kelas X SMA. (online.)



No comments:

Post a Comment

Designed By VungTauZ.Com