ARTIKEL TUGAS SKRIPSI
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MATERI ELASTISITAS PEGAS
PADA SISWA KELAS X SMKN 1 SIKUR TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016
OLEH
MUFARIZAN
NPM 12230034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2016
MUFARIZAN
Jrusan Pendidikan MIPA/Program
Studi Pendidikan Fisika
e-mail: ezenmufarizan@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian
eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan analisis
siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran
2015/2016. Populasinya adalah seluruh kelas X SMKN 1 Sikur, dan
pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dimana kelas X
Multimedia II berjumlah 25 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X
Multimedia I berjumlah 25 orang sebagai kelas kontrol.
Hasil analisis data menggunakan uji t didapatkan harga thitung
lebih besar dari pada ttabel, dengan thitung
sebesar 1,6853 sedangkan harga ttabel untuk alfa 0,05 sebesar 1,6840. Karena thitung
lebih besar atau sama
dengan ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh metode pembelajaran
picture and picture terhadap
kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1
Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
![](file:///C:/Users/ezan/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Hal ini termaktub dalam undang–undang No 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional.
Berbagai
inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain
penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar, peningkatan mutu guru melalui
pelatihan, dan pengadaan fasilitas lainnya. Dalam proses belajar-mengajar peranan guru
sangat penting, disamping sebagai pengajar guru juga berperan sebagai pemimpin
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, perencana, motivator, dan konselor.
Sebagai motivator, tentunya seorang guru harus bisa memberikan motivasi yang
tinggi kepada siswa-siswanya. Memotivasi siswa bukan berarti harus memaksakan
kehendak guru pada pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Tetapi lebih
cenderung kepada memberi kesan bahwa pembelajaran yang diberikan bukan
pembelajaran yang akan membuat siswa kesulitan pada pelajaran fisika.
Proses
belajar-mengajar khususnya dalam pembelajaran fisika diarahkan pada
kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial, maupun psikis dalam
memahami konsep. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang berkaitan
erat dengan cara mencari tahu tentang gejala-gejala alam secara sistematik.
Belajar fisika erat kaitannya dengan kemampuan analisis siswa, dimana pada kemampuan
analisis siswa tidak hanya mampu menjelaskan materi dengan teori saja tetapi
mampu menjelaskan dengan perumusan. Tetapi kebanyakan guru masih mementingkan
teoritis sehingga siswa kurang dalam kemampuan analisi dan memahami materi.
Pemberian materi yang banyak namun dengan waktu yang
singkat, memaksa guru harus mampu
membuat materi yang disampaikan menjadi lebih ringkas. Padahal waktu dan
ketepatan materi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan.
Hasil
belajar siswa yang masih kurang memenuhi standar, disebabkan karena siswa hanya
diberikan teori, dan sarana prasarana di
sekolah belum lengkap seperti tidak adanya laboraturian IPA untuk melakukan
praktik. Selain itu, buku paket, dan LKS yang belum lengkap, membuat siswa
kesulitan menemukan reprensi yang dibutuhkan. Kurangnya media pembelajaran yang
membuat materi yang diajarkan semakin sulit dipahami siswa. Pada materi
elastisitas pegas, apabila siswa hanya diberikan teori tanpa ada alat peraga
berupa pegas, maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
Beberapa
permasalahan-permasalah di atas banyak dijumpai di sekolah-sekolah di kabupaten
lombok timur termasuk di SMKN 1 Sikur kecamatan sikur. Berdasarkan hasil
observasi yang peneliti lakukan, guru cenderung hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional
yang lebih berpusat pada guru, seperti penggunaan metode ceramah, yang tentunya
tidak bisa melibatkan siswa secara utuh sehingga menyebabkan pembelajaran
cenderung membosankan dan minat siswa dalam belajar fisika rendah.
Salah
satu metode yang dapat digunakan adalah metode picture and picture,
karena metode tersebut menggunakan media gambar dalam penyampaian materi.
Sebagaimana telah dikemukakan ilmuan yang mengatakan “picture and picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis”, (Hamdani, 2010:89). Dengan menggunakan gambar
sebagai media utama dalam penyampaian meteri, siswa diharapkan dapat belajar
dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan begitu siswa akan lebih mudah
memahami materi yang disampaikan.
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah, 1) Model atau metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru kurang baik;
2) Materi
fisika disajikan dalam bentuk materi yang banyak dan dihapal; 3) Kurangnya motivasi siswa dalam
balajar; 4) Guru
masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional; 5) Kemampuan menganalisis siswa masih rendah
khususnya pada mata pelajaran fisika.
Adapun
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran picture and picture terhadap kemampuan
analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1 Sikur
semester 2 tahun pembelajaran 2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto
bahwa “Eksperimen merupakan suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu” (Suharsimi Arikunto, 2015:4). Jadi penelitian eksperimen adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari satu atau lebih
variabel terikat dengan melakukan manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan
yang terkendali (variabel kontrol).
Pada penelitian ini desain atau rancangan
yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah posttest only control
design. “Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih.
Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012: 112). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel.
Rancangan
Penelitian
Kelompok
|
Perlakuan
|
Post-test
|
A
|
C
|
X1
|
B
|
D
|
X2
|
Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu
siswa kelas X Multimedia SMKN 1 Sikur Tahun Pembelajaran 2015/2016. Menurut
Sugiyono (2012: 215), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Menurut
Suharsimi Arikunto (2015: 173), “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”.
Adapun teknik yang digunakan untuk mengambil sampel pada
penelitian ini adalah sampling jenuh. “Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini disebabkan karena jumlah populasi
relatif kecil” (Sugiyono, 2012: 124-125). Berdasarkan teknik sampling jenuh yang digunakan, peneliti hanya
diberikan 2 kelas dari 7 kelas yang ada. Kelas X multimedia 2
sebgai kelas
eksperimen dengan jumlah 25 orang dan kelas X multimedia 1 sebagai kelas
kontrol dengan jumlah 25 orang. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini
terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji prasyarat dan uji
hipotesis. Adapun uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, uji hipotesisnya
menggunakan rumus uji-t satu pihak
kanan Polled varian.
PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture
menjadikan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan menarik perhatian
siswa. Tujuan utamanya adalah membantu siswa belajar dengan senang hati, sehingga
belajar fisika itu merupakan hal yang menyenangkan. Perlu diingatkan bahwa
prinsip menganalisis tidak akan ditemukan dengan duduk diruang kelas semata,
melainkan dikaji dengan berdiskusi atau belajar kelompok serta secara aktif
terlibat dalam pembelajaran. Kegiatan belajar secara berkelompok memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan menganalisis siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada, mendengarkan pendapat
teman-temannya, menerima keputusan bersama dan lain-lain. Adapun guru hanya sebagai fasilitator, mediator dan
evaluator.
Pada proses pembelajaran dengan metode
picture and picture, siswa
tidak hanya mendengarkan apa yang dijelaskan guru, tetapi siswa terlibat
langsung dalam kegiatan merangkai gambar dengan petunjuk dari LKS (lembar
kegiatan siswa) yang diberikan pada masing-masing kelompok. Dengan LKS tersebut
siswa dituntun untuk merangkai gambar menjadi sedemikian rupa, sehingga melalui
gambar-gambar yang telah dirangkai siswa dapat menarik kesimpulan tentang
materi yang dipelajari. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam melihat, memahami langkah-langkah
kerja pada LKS dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelompok. Keterlibatan
siswa secara langsung memberikan pengalaman nyata kepada siswa sehingga para
siswa bebas mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan apa yang siswa
pelajari saat itu.
Pembelajaran di kelas kontrol pada langkah awal
pembelajaran diawali langsung oleh materi yang akan dipelajari tanpa suatu
permasalahan yang akan dipelajari dan ditemukan penyelesaiannya oleh siswa.
Adapun guru hanya sebagai fasilitator. Setelah itu pada langkah selanjutnya
siswa diberikan pertanyaan dari apa yang telah siswa pelajari, dan siswa
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan kondisi seperti ini
mengakibatkan siswa masih ada yang kebingungan dalam memecahkan soal yang diberikan,
sehingga mengakibatkan hasil analisis soal di kelas kontrol lebih rendah
daripada kelas eksperimen.
Keberhasilan
siswa dengan menggunakan metode picture
and picture ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam memecahkan masalah serta
siswa menjadi kelihatan percaya diri, kreatif, menunjukkan inisiatifnya dalam
menentukan suatu kegiatan, menunjukkan kemampuan menganalisis yang tinggi, dan
mampu mengeksplorasi kesempatan yang diberikan kepada siswa dengan cukup baik.
Berdasarkan jurnal penelitian oleh
Sukma dengan judul “Pengaruh Metode Picture
and Picture Terhadap Kemampuan analisis Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas
X SMA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kerjasama,
diskusi kelompok dan kemampuan siswa mengalami banyak peningkatan pada
pembelajaran yang menggunakan metode picture
and picture. Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran picture and picture berpengaruh dalam
meningkatkan kemampuan menganalisis siswa. Keberhasilan penelitian tersebut
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan pada kelas X SMKN 1 Sikur diperoleh hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan dapat dilihat
pada tabel.
Hasil
Post-Test Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Kelas
|
Tinggi
|
Rendah
|
Mean
|
Standar Deviasi
|
Eksperimen
|
95
|
32
|
70,33
|
15,60
|
Kontrol
|
91
|
27
|
66,10
|
14,01
|
Hasil post-test pada penelitian ini diperoleh nilai rata-rata dari kelas
eksperimen yang menggunakan metode picture
and picture adalah 70,33. Sedangkan nilai rata-rata dari kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional adalah 66,10. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dalam penelitian dengan menggunakan uji t-tes dari perhitungan
statistiknya diperoleh thitung sebesar 1,6853,
selanjutnya harga thitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel
dengan taraf kepercayaan 0,05 sebesar 1,6840. Apabila harga thitung lebih
besar atau sama dengan ttabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun
bunyi hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh penggunaan metode picture and picture terhadap
kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1
Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
Ha: Ada pengaruh penggunaan metode picture and
picture terhadap kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada
siswa kelas X SMKN 1 Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
Dengan
demikian terdapat penggunaan metode picture and picture terhadap
kemampuan analisis siswa materi elastisitas pegas pada siswa kelas X SMKN 1
Sikur tahun pembelajaran 2015/2016.
KESIMPULAN
Berdasarkan uji
hipotesis statistik diperoleh harga thitung sebesar 1,6853,
sedangkan harga ttabel untuk alfa 0,05 sebesar 1,6840,
berdasarkan kriteria uji t, apa bila thitung lebih besar atau sama
dengan ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak dan apabila
thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Karena thitung lebih besar atau sama dengan
ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak,
itu artinya ada pengaruh metode pembelajaran picture and picture erhadap kemampuan menganalisis siswa kelas x
smkn 1 sikur pada materi elastisitas pegas tahun pembelajaran 2015/2016.
SARAN
1.
Kepada guru mata pelajaran fisika
disarankan agar hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai alternatif pemecahan
masalah pada siswa khususnya masalah pemahaman mengenai penyelesaian masalah
materi elastisitas pegas dengan menggunakan metode pembelajaran picture and picture agar kemampuan
menganalisis siswa menjadi lebih baik.
2.
Kepada siswa disarankan agar hasil
penelitian ini dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan menganalisis siswa
pada semua materi pelajaran.
3.
Kepada peneliti disarankan untuk melakukan
penelitian lanjutan yang lebih luas dan mendalam untuk mengetahui faktor-faktor
lain yang mempengaruhi hasil penelitian yang belum diketahui dalam penelitian
ini agar menghasilkan penelitian yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamdani. 2010. Starategi
Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka setia.
Arikunto,
Suharsimi. 2015. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono.
(2012). A. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukama,
Eliati. 2015. Pengaruh Metode picture and
picture terhadap kemampuan menganalisis siswa mata pelajaran biologi kelas X
SMA. (online.)
No comments:
Post a Comment